Rabu, 22 Agustus 2007

RUMAH MINIMALIS BERMASALAH


Sekarang ini, kita sering mendengar istilah gaya minimalis. Desain baju, minimalis. Desain perabot, gaya minimalis. Begitu pula desain rumah, gaya minimalis. Tidak pernah ada definisi yang jelas tentang apa itu gaya minimalis. Setiap orang bisa saja mengklaim bahwa desainnya minimalis. Mungkin yang bisa dilihat cirinya antara lain penggunaan garis-garis lurus yang tegas dengan sesedikit mungkin permainan detil atau ornamen. Kalaupun ada ornamen, bentuknya juga dibuat simpel.

Penggunaan gaya ini mulai kita lihat dimana-mana. Banyak yang berhasil (artinya rumah tersebut tidak hanya indah dipandang mata tetapi juga nyaman dihuni), tetapi ada juga yang membuat penghuninya kewalahan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. Ada yang membuat jendela kaca yang besar tetapi oversteknya pendek sehingga jendela tidak terlindung dari cahaya matahari. Ruangan terasa panas. Belum lama dihuni, plitur kusen jendela mulai rusak karena seringnya diterjang hujan dan panas. Atap dibuat terlalu landai, sehingga saat hujan deras bocor dimana-mana.

Mudah untuk mengatasinya, tetapi perlu biaya ekstra. AC perlu dinyalakan sepanjang hari supaya ruangan terasa sejuk dan nyaman. Kalau masih terasa panas, mungkin daya AC nya kurang besar. Jadi tambahkan saja dayanya. Kalau sudah seperti ini, bisa-bisa tagihan listrik jadi membengkak. Adakah cara lainnya? Kaca dilapisi dengan „transparant film“ untuk mengurangi panas yang terserap ke dalam ruangan. Cara ini juga memerlukan biaya lagi. Bagaimana dengan plitur kusen kayu yang rusak? Plitur kembali secara berkala, supaya rumah kembali tampil cantik.

Memang mudah.....tetapi berapa lagi biaya yang harus dikeluarkan? Bukan hanya itu, pikiran dan waktu Anda juga ikut tersita. Ingin rumah gaya minimalis, tetapi biaya perawatan dan operasional menjadi tidak minimalis.

Apakah masalah-masalah tersebut, wajar? Apakah desain rumah minimalis sudah tepat untuk di Indonesia? Apakah desain tidak bisa mengantisipasi kemungkinan masalah-masalah tersebut?

Desain rumah, seharusnya tidak hanya memperhatikan keindahan. Desain rumah menjadi khas/unik dan menarik, karena desain mengantisipasi kemungkinan masalah-masalah yang timbul, termasuk masalah iklim.

Apapun gaya desain rumah yang akan dipilih, hendaknya kita selalu memperhatikan kondisi iklim di mana bangunan rumah tersebut berada. Misalnya di Indonesia, ada hujan, terkadang udara terasa panas, ada cahaya matahari yang berlimpah, angin dan lain-lain. Desain harus berkompromi dengan kondisi tersebut. Contohnya, jika ingin menggunakan jendela kaca yang besar, harus ada overstek yang lebar, sehingga cukup menaungi jendela kaca dari cahaya matahari terutama di siang hari. Atau, jendela kaca dijorokkan ke dalam, lebih masuk dari pada dinding luar, sehingga jendela tetap terlindungi. Dengan demikian, desain rumah minimalis Anda menjadi tidak bermasalah.

3 komentar:

rudy-tim penyusun mengatakan...

iya... saya pernah ikut acaranya IAI di salah satu rumah dengan gaya minimalis di Bandung, sekalian open house hasil karya seorang arsitek. sumpah itu rumah ... keren..secara visual tidak diragukan lagi memiliki citarasa yang ... mmmuahhh.. mmuahhh..

entah karena memang cuaca panas, dan tentu saja pengkondisi udara di ruang beratap kaca itu tidak diperhitungkan untuk mendinginkan lebih dari 4 orang,... ya seperti itulah. Saya keluar ibarat dari sauna... basah kuyup oleh keringat..

tapi mungkin pemiliknya memang memiliki penyakit tertentu yang harus sering berjemur diri hehheehe

priyatnadp mengatakan...

sejak nyasar ke bali jadi kurang doyan minimalis genit, maximalis beteritis berlumut ala geoffrey bawa lebih asyik :).

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.