Kamis, 12 November 2009

Perancangan Rumah Pinang Nikel

Perancangan rumah ini, awalnya merupakan renovasi dari kediaman awal dari owner yang berupa rumah satu lantai dengan 3 kamar tidur. Kebutuhan renovasi ini didorong oleh mulai rusak nya kuda-kuda kayu dan kusen oleh rayap yang memang banyak terjadi didaerah Pondok Indah. Penggantian kuda-kuda ini berarti membuka seluruh atap dari rumah eksisting dan menggantinya dengan kuda-kuda baja ringan. Renovasi ini merupakan konstruksi besar dan sekaligus menjadikan 2 lantai karena kebutuhan akan 3 kamar tidur untuk anak pada 1 lantai tidak mencukupi dalam lahan ini.

Pada rumah existing, owner menyukai adanya taman dalam rumah yang menyebabkan terjadinya void yang langsung ke atap dan berniat untuk mempertahankan taman ini. Void ini menyebabkan air hujan jatuh langsung kedalam taman, penempatan void ini membawa sirkulasi udara pada rumah ini tapi sekaligus mempunyai kelemahan apabila hujan deras percikan air dapat mengenai area lain disekeliling taman. Mempertahankan taman ini menyebabkan perancangan dari rumah ini unik dan menjadi daya tarik dari rumah ini. Selain taman di tengah ini, terdapat taman belakang yang berfungsi sebagai sirkulasi udara untuk kamar tidur dan k mandi.
Keputusan perancangan pertama yang dilakukan adalah mempertahankan architectural footprint dari existing rumah. Kedua taman di pertahankan sebagai sarana sirkulasi udara dan pencahayaan dari rumah ini. Owner juga menginginkan untuk rumah tidak memakai AC pada setiap ruang, hal ini menuntut arsitek untuk membuat desain yang mempunyai sirkulasi udara pada seluruh ruang. Untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik pada tiap ruang diputuskan dengan memakai ceiling yang tinggi dan pada ruang keluarga /area taman menggunakan sistem loft atau menggunakan void. Jarak antar lantai pun diambil 3.5m sehingga didapatkan tinggi ceiling 3 meter bahkan pada lantai 1 tidak ditutup oleh ceiling yaitu beton difinish cat.

Pembagian ruang pada dasarnya mempertahankan existing rumah, dengan lahan berukuran 8 m x 20 m, daerah servis diposisikan pada sisi selatan selebar 3 m dan sisanya sepanjang 5m diperuntukan fungsi-fungsi utama. Area servis pada lt 1 dan jemur di lantai 2 berada pada depan langsung berhadapan dengan carport, secara berurutan setelahnya adalah dapur dan tangga serta k.mandi lantai 1 yang segaris dengan k mandi lantai 2. Sedangkan pada fungsi utama, r tamu dan r keluarga tidak dibatasi langsung oleh dinding. Kamar tidur utama berada di lantai 1 dan 3 kamar tidur anak serta tambahan r sholat/bermain di lantai 2.

Pemilihan atap satu sisi yang membuka kearah utara pada bagian depan rumah dikarenakan untuk mewadahi masuknya cahaya dan air hujan pada taman yang berada pada ruang keluarga. Sedangkan pada bagian belakang menggunakan atap pelana untuk menutupi penempatan torn air dari jalan depan dan mempermudah aliran air hujan.

Rumah yang menghadap barat, mengakibatkan bukaan pada fasade lantai 2 minimal dan hanya menambah jendela yang menghadap selatan. Bentuk dinding miring dipakai sebagai elemen desain untuk yang merespon bentuk atap utama serta sebagai daya tarik dari jalan lingkungan.

Penggunaan void di lantai 2, mempermudah pencahayaan dan sirkulasi pada selasar antar kamar tidur jendela yang menghadap utara. Dinding pada taman dibentuk pattern yang bertujuan untuk mengurangi kesan kaku dan tinggi. Bentuk pola yang tidak simetris bertujuan untuk menghadirkan kesan dinamis serta menghindarkan kebosanan pada penghuni yang setiap hari berada didalam rumah. Bentuk pola ini juga diulang pada dinding bordes tangga dan fasade rumah. Tingginya ceiling pada ruang keluarga dan terbuka memungkinkan terjadinya potensi percikan hujan yang dapat membasahi area di sekitar taman hal ini dicoba dengan memberikan kawat ram dan besi palang yang berfungsi melemahkan jatuhnya air hujan.

Senin, 26 Oktober 2009

Gempa dan Bangunan

Melihat berita Gempa di Padang, rasanya sangat terenyuh. Bayangkan hanya dalam hitungan detik bangunan rubuh dan menimpa orang-orang yang ada di dalamnya. Apakah ini karena kehendak Allah? Menurut saya, iya. Ajal kan ada di tangan Allah. Manusia hanya bisa berusaha untuk menjaga kesehatannya dan menjaga keselamatannya. Apakah karena kecerobohan manusia? Hanya Allah yang tahu.

Beberapa hari setelah gempa, ada berita bahwa ada rumah tradisional di Sumatera Barat sana, yang umurnya sudah tua, masih bertahan meski digoyang gempa meskipun bangunan baru sekitarnya rata dengan tanah. Ada pesan yang menarik di sini. Rupanya nenek moyang kita sudah belajar banyak dari alam sehingga mampu menciptakan sistem bangunan yang sesuai dengan kondisi tempatnya. Rumah tradisional tersebut tahan terhadap gempa. Rasanya semua pasti setuju bahwa mengantisipasi gempa pada suatu bangunan bukan berarti menentang kehendak Allah. Kita kan diberi otak untuk berpikir dan mendapatkan ilham(termasuk ilmupengetahuan) itu adalah rahmat dari Allah.

Sistem struktur bangunan tradisional memang menarik. Itu harus kita pertahankan. Kita manfaatkan. Sistem struktur yang bukan tradisional pun ada, dan harus dirancang dan dibangun sesuai dengan kaidahnya.

Saya jadi teringat ketika membangun rumah tinggal. Suatu ketika saya mempunyai desain arsitektur rumah yang dilengkapi dengan gambar struktur. Gambar struktur tersebut dihitung oleh insinyur struktur. Ketika pembangunan berjalan, tahukah anda apa kata para pekerja bangunan? "wah tulangannya besar sekali! Kolomnya besar sekali! Pondasinya besar sekali! Dikurangi saja, biasanya lebih kecil dari ini, juga kuat kok. apalagi ini cuma rumah tinggal 2 lantai!". Masih ada komentar lainnya, "Buat sambungannnya susah nih, dihilangkan saja, ga pa pa kok." Waduh, gimana menjelaskan kepada mereka ya, itu kan hasil hitungan orang struktur? Apa bangunan yang mereka buat sudah pernah kena gempa? Kalau iya, seberapa kuat gempa nya ya?

Please teman-teman, jangan abaikan gambar struktur yang sudah dihitung oleh insinyur sipil/struktur. Para insinyur itu mendesain ada ilmunya, ada aturannya. Bukan main tebak-tebakan.

Peace!!

Minggu, 10 Mei 2009

pintu dari bahan sisa

saat berkunjung ke gudang salah seorang retailer lantai kayu [parquete], saya tertarik melihat pintu hasil kreasinya




dari material sisa peti kemas, melalui proses press dan lem, dibuatlah rangka pintu. Pengisi pintu menggunakan parquete sisa [bahan kayu kempas-solid] 2 muka.
secara fungsi, cukup kuat untuk menjadi pintu utama
dan secara visual, hasilnya tampak kasar (rustic) .....
tapi justru beberapa orang menyukai efek ini, bisa sebagai aksentuasi pada bangunan bertema minimalis, ataupun para penyuka rumah bergaya natural




perkiraan harga untuk ukuran pintu ukuran 84x 210 cm (tanpa kunci, lockset dan engsel), sudah dalam kondisi di-vernish / melamik, harga jual pintu jadi ini berkisar Rp 600 ~ 700 ribu rupiah.
Cukup kompetitif, mengingat harga pintu panil biasa dengan bahan rangka kamper-oven/ jati Jawa Barat (di-finish melamik) sudah mencapai harga Rp1,2 juta per pintu

Tapi harus dicermati juga masalah pengolahan bahan sisa peti kemas ini. Terutama proses press dan lem. Sebaiknya menggunakan mesin agar hasilnya cukup halus dan tidak mudah merengkah.

semoga berguna